- Material Diperlukan
- Diagram Sirkuit
- Formula Pembagi Tegangan
- Bukti Rumus Pembagi Potensial
- Hal-hal yang perlu diingat
- Cara Kerja Rangkaian Pembagi Tegangan
- Kalkulator Pembagi Tegangan
- Aplikasi Rangkaian Pembagi Tegangan
Sebuah Voltage atau Potensi Circuit Divider umumnya digunakan di sirkuit elektronik di mana tegangan input harus dikonversi ke tegangan lain lebih rendah dari itu asli. Ini sangat berguna untuk semua rangkaian analog di mana tegangan variabel diperlukan, oleh karena itu penting untuk memahami cara kerja rangkaian ini dan cara menghitung nilai resistor yang diperlukan untuk membuat rangkaian pembagi tegangan untuk menghasilkan tegangan yang diinginkan.
Material Diperlukan
- Resistor (1k - 1 nos, 10k - 1 nos)
- Baterai- 9V
- Multimeter
- Menghubungkan Kabel
- Papan tempat memotong roti
Diagram Sirkuit
Sebuah rangkaian pembagi tegangan adalah sirkuit yang sangat sederhana yang dibangun oleh hanya dua resistor (R1 dan R2) seperti yang ditunjukkan di atas dalam diagram sirkuit. Tegangan output yang diperlukan (V OUT) dapat diperoleh di resistor R2. Dengan menggunakan dua resistor ini kita dapat mengubah tegangan input menjadi tegangan output yang diperlukan.
CATATAN: Tegangan keluaran (V OUT) selalu lebih kecil dari tegangan masukan (V IN)
Formula Pembagi Tegangan
Asumsikan, jika arus (I) pada kabel keluaran adalah nol, maka hubungan antara tegangan masukan (V IN) dan tegangan keluaran (V out) ditentukan sebagai:
V OUT = (V IN * R 2) / (R 1 + R 2)…. (Persamaan Pembagi Tegangan)
Dimana,
V OUT = Tegangan Output
V IN = Tegangan Input
R 1 = Resistor Atas
R 2 = Resistor bawah
Bukti Rumus Pembagi Potensial
Menurut Hukum Ohm, tegangan yang melalui konduktor ideal sama dengan arus yang mengalir melaluinya.
Tegangan = Arus * Resistensi
V = IR
Sekarang, sesuai diagram sirkuit
V IN = I * (R 1 + R 2) I = V IN / (R 1 + R 2)… persamaan (1) V OUT = I * R 2 … persamaan (2)
Saat meletakkan nilai ' I ' dari persamaan (1) ke dalam persamaan (2), kita punya
V OUT = (V IN * R 2) / (R 1 + R 2)
Hal-hal yang perlu diingat
- Jika nilai R1 sama dengan R2, maka nilai tegangan keluaran adalah setengah dari nilai masukan.
- Jika nilai R1 jauh lebih kecil dari R2, maka nilai tegangan keluaran akan kurang lebih sama dengan tegangan masukan.
- Jika nilai R1 jauh lebih besar dari R2, maka nilai tegangan keluaran akan kurang lebih sama dengan nol.
Cara Kerja Rangkaian Pembagi Tegangan
Sesuai contoh diagram rangkaian pembagi tegangan yang kami gunakan di sini, kami telah mengambil 9V sebagai tegangan input dan nilai resistansi R 1 dan R 2 masing-masing adalah 1k dan 10k. Praktis kita mendapatkan 8.16V sebagai tegangan keluaran seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.
Mari kita coba secara teoritis, V IN = 9V, R1 = 1 kilo ohm dan R2 = 10 kilo ohm . Vout = (9 × 10000) / (1000 + 10000) Vout = (90000) / (11000) Vout = 8.1818V
Ada perbedaan yang sangat kecil antara nilai praktis dan teoritis, karena baterai tidak mensuplai 9V yang tepat.
Faktor penting lainnya yang perlu dipertimbangkan saat memilih nilai resistor adalah peringkat daya (P). Setelah Anda mengetahui nilai I (berdasarkan beban), V IN, R 1 dan R 2, tambahkan R 1 dan R 2 bersama-sama untuk mendapatkan R TOTAL dan gunakan kalkulator hukum Ohm untuk mengetahui peringkat daya (Watt) yang diperlukan untuk resistor. Atau cukup gunakan rumus P = VI untuk menentukan peringkat daya resistor Anda. Jika peringkat Daya yang tepat tidak dipilih, resistor akan terlalu panas dan mungkin juga terbakar.
Kalkulator Pembagi Tegangan
Anda dapat langsung menggunakan Kalkulator Pembagi Tegangan di bawah ini untuk menghitung nilai apa pun yang disebutkan dalam rumus pembagi tegangan.
Aplikasi Rangkaian Pembagi Tegangan
Rangkaian pembagi tegangan atau potensial sering digunakan dalam berbagai proyek dan aplikasi. Di bawah ini adalah beberapa contoh rangkaian di mana konsep pembagi potensial digunakan:
- Voltmeter Digital Arduino
- Pengukuran Intensitas Cahaya
- Tutorial ADC Raspberry Pi
- Arduino Ohm Meter
- Detektor Kegelapan
- Lampu Darurat Raspberry Pi